Diberdayakan oleh Blogger.

ANGLE - POINT of VIEW - CAMERA POSITION oleh : Oom Krus Haryanto

By Mbah Dharmo

Pemahaman Tentang :
  • ANGLE (sudut pemotretan), 
  • POINT OF VIEW (titik pandang), dan 
  • CAMERA POSITION (posisi kamera)?

Pengetahuan seputar 3 hal ini penting, krn sangat berpengaruh thd daya kreatifitas fotografi seseorang. Bahkan hafalan basic komposisi pun takkan efektif, tanpa didukung pemahaman hal di atas... boleh percaya, boleh enggak, resiko tanggung sendiri.
nah kadang kita suka tertukar antara point of view dengan point of interest

Q : kalo angle dengan camera position itu bedanya apa ya? 

Gambaran Umum :
Angle adalah sdut pngambilan gmbar.
Low angle, artinya kita memotret dr bawah subjek/model (posisi kmera dibawah, misalnya d skitar lutut atau mata kaki/frog eye).
Hingh angle, brarti kita memotretnya dari atas subjek.
Eye level. Artinya mengambil gbr dg ktinggian sjajar dg mata. Biasanya kbanyakan orang memotret dg angle ini.
Sementara point of view klo g slah adalah arah pndang dr subjek/model.
Misalnya model tsb memandang pd suatu objek. Tapi ada juga yg bilang bhwa point of view ini brhbungan dg perspektif.
Poin of interest (biasanya) adlh subjek utama yg ada dlm foto (mslnya model, gunung dsb).
Camera position sepertinya sama dg angle deh..Angle, pasti sdh banyak yg tau, yaitu sudut pengambilan gambar, atau ilmiahnya sudut ketinggian kamera thd subyek foto. Ada 3 + 1 macam, LOW ANGLE,HIGH ANGLE, EYE LEVEL dan EYE BIRD ANGLE. 

Definisi spt yg dijelaskan pada gambaran umum di atas, low sudut pemotretan rendah, high sudut tinggi dan eye level itu sejajar dgn ketinggian mata kita. Eye bird itu sudut pandang mata burung, spt kita motret dari ketinggian. ini termasuk basic pengetahuan fotografi. 


Penjelasan Tekhniknya sbb :

Kajian 1, angle mempengaruhi dampak visi audien thd subyek
Sudut pemotretan itu pd saat memotret termasuk sebuah kepputusan kreatif si fotografer. kenapa? krn angle mempengaruhi dampak visi audien thd subyek.
Ini contoh klasik:

"kotak korek api itu memiliki 6 sisi, tapi maksimal yg bisa ditampilkan oleh angle terbaik hanya 3, gak mungkin lebih, angle gagal cuma menampilkan 2 atau 1"

ini bukti bahwa angle mempengaruhi visi audien thd kejelasan rupa dan bentuk subyek, juga kedalaman (dimensi) subyek,
JADI, fotografer hrs melakukan pengamatan sejenak thd subyek yg mau dipotret.
ini contoh angle yg paling lengkap menampilkan "mug bertangkai", ada sisi atas, sisi muka, dan memperlihatkan tangkai sbg bagian dari rupa benda. Angle kurang maksimal kalau ketiga sisi ini tdk terlihat


Kajian 2, angle untuk tujuan dramatis (subyektifitas):
  • memotret subyek dari atas, berdampak merendahkan 'derajat' subyek, misal kita memotret anak kecil mengemis dari atas, dampaknya lebih dramatis ketimbang dari bawah. Relatif kita jadi melihat betapa rendahnya posisi dia, tertekan, terjajah, dsb... 
  • sebaliknya, memotret subyek dari bawah berdampak meninggikan derajat subyek. Contoh: memotret anak balita berpakaian koboi dari bawah... anak kecil itu nampak lebih gagah, berkuasa, jagoan dari biasanya... bandingkan kalau memotret dari atas, kesan yg didapat hanya lucu, krn dari sudut pandang dewasa secara cepat kita tahu bhw itu figur anak kecil

Kajian 3, angle atas untuk memperluas cakupan.
Ini terjadi pada saat kita memotret lanskap, jalan yg panjang, garis pantai..
angle atas adalah yg terbaik
Kajian 4, eye level itu pandangan sehari2.
Sehingga kalau memotret subyek2 yg sudah akrab, tempat2 umum spt sebuah mall, taman kota, atau sosok2 orang terkenal, dengan sudut eye level, hasilnya cendrung biasa saja. Bandingkan kalau dipotret dari sudut rendah atau tinggi pasti relatif lbh beda, atau ada surprise...
Kajian 5, ANGLE RELATIF,
adalah sudut pandang unpredictable, yg sulit dibuat patokan krn sifat dan karakter estetika subyek. Angle ini merupakan respon kreatif dari si pemotret sesaat begitu melihat karakteristik subyek. Dan ini terkadang dipengaruhi juga oleh faktor pencahayaan yg terjadi pada saat pemotretan. Pemotretan di waktu berbeda mungkin saja angle terbaiknya berbeda.

ini contoh angle dan posisi mug yg paling maksimal, krn dipengaruhi sudut cahaya 

ini juga, dlm kasus foto di bawah ini keputusan angle mempertimbangkan komposisi diagonal (sama dgn kasus korek api), tapi dikombinasikan dgn sudut cahaya. Jika sudut nya berubah misal dari lawan arah, tdk akan terjadi bayang2 yg menyebabkan tuts2 jagi lbh jelas, lbh berdimensi...



foto di bawah ini adalah angle yang mempertimbangkan dimensi, komposisi persilangan garis dan komposisi diagonal. (Meskipun subyek tidak bergerak,ini juga termasuk pemotretan unpredicable,krn begitu banyak kemungkinan angle dan kombinasi faktor mulai dari bentuk subyek, sudut datang cahaya, pembingkaian (framing) dsb. 


sama dgn atas...



POINT OF VIEW, titik pandang POINT OF VIEW, titik pandang.
Fotografer terkadang juga berperan spt layaknya sutradara. Menyuguhkan pesan dan fakta kepada audiens melalui sudut pandang tertentu. Fotografer bebas menentukan apakah memakai titik pandang dia sbg orang menyaksikan langsung fakta, atau titik pandang salah satu subyek yang setara... (setara maksudnya "orang dalam", ini untuk membedakan dgn titik pandang sutradara yg posisinya selalu ada jarak subyek yg dipotret).

TITIK PANDANG OBYEKTIF & SUBYEKTIF
jika fotografer menyuguhkan apa adanya fakta-fakta yang dilihatnya kpd audiens.
Misal: dipotret secara eye level dan sudut umum spt kebanyakan orang melihat. ini disebut titik pandang obyektif.

Tapi kalo si fotografer punya imajinasi utk memakai titik pandang salah satu subyek di situ, ini akan menjadi titik pandang subyektif. Titik pandang yang mendramatisir, alias tidak apa adanya.. 
Contoh: memotret lapak penjual obat kaki lima, fotografer berdiri dlm kerumunan, dan memotret dgn angle yg sama persis dgn angle penonton kebanyakan... hasilnya,foto itu pasti biasa saja, kebanyakan kita punya pengalaman melihat yg sama thd peristiwa ini. 

Bandingkan kalau dia menggunakan titik pandang seolah2 menjadi seorang anak yg berjongkok di antara kerumunan itu. Atau dia memotret dari titik pandang asisten penjual obat. Pasti pesan dan dampak fotonya berbeda dgn di atas. Bagi audien, yang ini terasa lbh interest, ada sesuatu yg beda, krn mereka diajak utk melihat dari visi yg tdk umum.
Jadi point of view ada kaitannya juga dgn camera angle. Sama2 merupakan sebuah motiv atau pendekatan kreatif utk memilih sudut pandang. Bedanya, motiv point of view itu, memilih sudut pandang berdasarkan obyektifitas dan subyektifitas fotografer, lebih ke faktor mendrive emosi audien thd pesan foto .
Sedangkan camera angle itu respon fotografer terhadap situasi fisik subyek:, bentuk, rupa, dimensi, dsb.

POSISI KAMERA
Posisi kamera itu jarak kedekatan relatif antara kamera dan subyek. Posisi kamera adalah pendekatan kreatif yg menghasilkan type shot:
  1. LONG SHOT, 
  2. MEDIUM SHOT, atau
  3.  CLOSE UP. 
  4. Selain ini ada juga istilah semi long shot, medium long shot, medium close up, big close up dsb. 

Nah, kenapa disebut kedekatan relatif, bukan kejauhan relatif?
Krn ada filosofi, bhw subyek foto itu seberapa pun jauhnya hrs terasa cukup dekat bagi audiens utk bisa dipahami informasinya.Meski subyek itu berukuran kecil dlm frame, tapi secara komposisi ia hrs tetap terlihat jelas. 
Dan di satu sisi, tujuan komposisi secara close up, medium maupun long shot, itu justru hrs membuat pesan foto makin dramatis, makin jelas, makin mudah dipahami… Ini prinsip dasar aspek kejelasan pesan dalam fotografi terkait dengan posisi kamera. 
Ilustrasinya begini, tidak boleh motret siluet orang gundul kemudian oleh audien itu dikira batang korek api. Pilihan posisi kameranya, mungkin hrs lebih dekat supaya kontur bahu, pinggang, dan kaki terlihat jelas mencirikan figur manusia. Atau kalau mau long shot, mungkin si subyek perlu melambaikan tangan… semua ini pilihan kreatif.
Dan setiap pilihan type shot (posisi kamera) itu punya tujuan kejelasan dan dramatisasi pesan.YANG DEKAT BELUM TENTU JELAS

dapat di iustrasikan sepert foto di bawah ini

ini juga prinsip posisi kamera dalam kaitannya dgn kualitas pesan.
Ilustrasinya: Seorang publik figur masih dikenali meski difoto longshot, kemudian makin jelas lagi dgn medium, apalagi close up. Nah, tapi apa yg terjadi kalau ditarik lagi menjadi ekstim close up, pada bibirnya, atau matanya...pasti sdh tdk bisa dikenali,krn batas maksimal pengenalan sosok manusia itu pada wajah secara utuh... ini juga menjelaskan mengapa rumusannya : KEDEKATAN RELATIF...


Semoga Bermanfaat . . .
*credit : Oom Krus Haryanto